Metode “role playing” adalah salah satu metode favorit saya selain CLT (Cooperative Learning Teaching). Mengapa demikian? Karena selain lebih mudah untuk diterapkan metode “role playing” ketika diaplikasikan kedalam proses belajar mengajar metode tersebut mampu menghandel kelas dengan baik serta dapat membuat kelas menjadi sangat aktif. Para siswa yang diajarkan dengan metode ini akan turut serta dan aktif dalam mengikuti kegiatan proses belajar.
Metode “role playing” adalah salah satu metode yang digunakan untuk mengajarakan bahasa dengan aktif dan menarik serta metode yang tidak dapat membuat para siswa merasa bosan ketika belajar. Ini dikarenakan para siswa harus ikut aktif berpartisipasi dalam kegiatan dikelas. Kelebihan dari pada metode ini adalah tidak begitu fokus pada material seperti teks. Metode ini memberikan pengalaman kepada siswa terhadap situasi belajar dikelas sehingga ketika menggunakan metode ini dalam mengajarkan bahasa para siswa lebih cepat menangkap dan paham tentang makna maksud bahasa dalam jangka yang cukup panjang.
Metode “role playing” menekankan kepada praktek belajar ketimbang teori belajar. Contohnya adalah ketika belajar narrative text tentang Malin Kundang, maka para siswa yang sedang belajar di minta untuk bermain peran dalam menampilkan/memperagakan adegan Malin Kundang. Pada proses ini keadaan dikelas menjadi sangat aktif dan suasana yang tegang menjadi sangat aktif. Ini dikarenakan ada penampilan dari para siswa lain yang mungkin akan membuat pengalaman keas menjadi seru dan sangat hangat. Disamping itu metode ini juga merangsang para siswa untuk melakukan kegiatan akting yang mungkin jarang sekali mereka lakukan.
Syahyar Ridhana Putra mengatakan bahwa metode ini juga tidak hanya dapat dilakukan saat kita mengajarkan text narrative akan tetapi juga saat kita mengajarkan teks-teks lainnya. Syahyar menambahkan bahwa metode ini sangat cocok bagi anak SD atau SMP yang belajar kosa kata. Misalnya seorang guru memberikan kata “cat (kucing)” maka para siswa diminta untuk berpura-pura menjadi seekor kucing. “plane (pesawat)” maka para siswa diminta untuk berperan seperti pesawat yang sedang terbang.
Metode “role playing” adalah salah satu metode yang digunakan untuk mengajarakan bahasa dengan aktif dan menarik serta metode yang tidak dapat membuat para siswa merasa bosan ketika belajar. Ini dikarenakan para siswa harus ikut aktif berpartisipasi dalam kegiatan dikelas. Kelebihan dari pada metode ini adalah tidak begitu fokus pada material seperti teks. Metode ini memberikan pengalaman kepada siswa terhadap situasi belajar dikelas sehingga ketika menggunakan metode ini dalam mengajarkan bahasa para siswa lebih cepat menangkap dan paham tentang makna maksud bahasa dalam jangka yang cukup panjang.
Metode “role playing” menekankan kepada praktek belajar ketimbang teori belajar. Contohnya adalah ketika belajar narrative text tentang Malin Kundang, maka para siswa yang sedang belajar di minta untuk bermain peran dalam menampilkan/memperagakan adegan Malin Kundang. Pada proses ini keadaan dikelas menjadi sangat aktif dan suasana yang tegang menjadi sangat aktif. Ini dikarenakan ada penampilan dari para siswa lain yang mungkin akan membuat pengalaman keas menjadi seru dan sangat hangat. Disamping itu metode ini juga merangsang para siswa untuk melakukan kegiatan akting yang mungkin jarang sekali mereka lakukan.
Syahyar Ridhana Putra mengatakan bahwa metode ini juga tidak hanya dapat dilakukan saat kita mengajarkan text narrative akan tetapi juga saat kita mengajarkan teks-teks lainnya. Syahyar menambahkan bahwa metode ini sangat cocok bagi anak SD atau SMP yang belajar kosa kata. Misalnya seorang guru memberikan kata “cat (kucing)” maka para siswa diminta untuk berpura-pura menjadi seekor kucing. “plane (pesawat)” maka para siswa diminta untuk berperan seperti pesawat yang sedang terbang.